logo

menu

Cara Mencatat Jurnal Piutang Usaha dalam Akuntansi

Blog

12|11|2025

Cara Mencatat Jurnal Piutang Usaha dalam Akuntansi

Dalam kegiatan bisnis, tidak semua penjualan dilakukan secara tunai. Banyak perusahaan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan untuk memperluas pasar dan meningkatkan volume penjualan. Dari sinilah muncul istilah piutang usaha (accounts receivable) yaitu hak perusahaan untuk menerima pembayaran dari pelanggan di masa depan.

Agar arus kas dan laporan keuangan tetap akurat, setiap transaksi kredit harus dicatat dalam jurnal piutang. Pencatatan ini penting sebagai dasar pembukuan dan pelaporan keuangan, karena piutang mencerminkan pendapatan yang belum diterima tetapi sudah menjadi hak perusahaan.

Artikel ini akan membahas secara sederhana pengertian piutang, jenis-jenisnya, contoh jurnal piutang usaha, serta cara mengelola piutang agar tetap sehat.

Apa itu Piutang dan Jurnal Piutang

Piutang usaha adalah hak perusahaan untuk menerima pembayaran dari pelanggan akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. Dalam akuntansi, piutang termasuk aset lancar (current assets) karena diharapkan akan berubah menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun.

Contoh:
PT RDN menjual produk senilai Rp50.000.000 kepada klien secara kredit 30 hari. Maka Rp50 juta tersebut dicatat sebagai piutang usaha sampai pelanggan melunasinya.

Jurnal piutang adalah catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan piutang, seperti:

  • Penjualan secara kredit

  • Pelunasan piutang oleh pelanggan

  • Potongan penjualan (diskon)

  • Piutang tak tertagih (bad debt)

Pencatatan ini membantu perusahaan memantau siapa yang berutang, berapa jumlahnya, dan kapan jatuh temponya.

Jenis-Jenis Piutang

Dalam praktik akuntansi, piutang dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sumber dan sifatnya:

1️. Piutang Usaha (Accounts Receivable)

Merupakan piutang yang timbul dari penjualan utama perusahaan, seperti penjualan barang dagang atau jasa. Ini adalah jenis piutang paling umum.

2️. Piutang Non-Usaha (Non-Trade Receivable)

Piutang yang tidak berasal dari kegiatan utama, misalnya:

  • Piutang karyawan (pinjaman internal)

  • Piutang bunga (interest receivable)

  • Piutang sewa (rent receivable)

3️. Piutang Tak Tertagih (Bad Debt)

Piutang yang sudah tidak mungkin ditagih karena pelanggan tidak mampu membayar atau bangkrut. Dalam akuntansi, nilai ini dicatat sebagai beban kerugian piutang.

Dengan memahami jenis-jenis piutang, perusahaan dapat membuat pencatatan yang lebih akurat dan memisahkan antara pendapatan utama dan pendapatan lain-lain.

Jurnal Transaksi Piutang

Berikut contoh pencatatan jurnal piutang dalam berbagai situasi yang umum terjadi di perusahaan:

1. Penjualan Kredit

PT XYZ menjual jasa konsultasi senilai Rp10.000.000 kepada klien secara kredit.

Jurnal:

  • Debit: Piutang Usaha Rp10.000.000

  • Kredit: Pendapatan Jasa Rp10.000.000

Penjualan diakui sebagai pendapatan, sementara hak tagih terhadap klien dicatat sebagai piutang usaha.

 2. Pelunasan Piutang oleh Pelanggan

Saat pelanggan melunasi tagihannya:

Jurnal:

  • Debit: Kas/Bank Rp10.000.000

  • Kredit: Piutang Usaha Rp10.000.000

Piutang berkurang, dan kas perusahaan bertambah.

3. Pelunasan dengan Potongan Penjualan

Misalnya, PT XYZmemberikan diskon 2% jika pelanggan membayar dalam 10 hari. Jika pelanggan membayar Rp10.000.000 dalam masa diskon:

Jurnal:

  • Debit: Kas Rp9.800.000

  • Debit: Potongan Penjualan Rp200.000

  • Kredit: Piutang Usaha Rp10.000.000

Potongan penjualan dicatat sebagai pengurang pendapatan.

4. Piutang Tak Tertagih

Jika perusahaan memutuskan piutang sebesar Rp500.000 tidak bisa ditagih:

Jurnal:

  • Debit: Beban Kerugian Piutang Rp500.000

  • Kredit: Piutang Usaha Rp500.000

Langkah ini penting untuk menjaga agar nilai aset pada laporan keuangan tetap realistis.

5. Piutang dalam Laporan Keuangan

Dalam laporan keuangan, piutang usaha biasanya muncul pada pos aset lancar di neraca (balance sheet) dengan nama akun “Piutang Usaha” atau “Accounts Receivable”.

Nilainya mencerminkan total piutang yang masih belum diterima hingga akhir periode. Jika perusahaan menggunakan metode pencadangan kerugian piutang, maka disajikan juga akun Cadangan Kerugian Piutang (Allowance for Doubtful Accounts) untuk memperlihatkan nilai piutang bersih yang dapat direalisasikan.

Contoh tampilan di neraca:

Aset Lancar

Nilai (Rp)

Kas dan Setara Kas

50.000.000

Piutang Usaha

20.000.000

(-) Cadangan Kerugian Piutang

(1.000.000)

Piutang Bersih

19.000.000

Selain itu, arus masuk dari pelunasan piutang juga akan terlihat di bagian arus kas dari aktivitas operasi pada laporan arus kas (cash flow statement).

Kesimpulan

Jurnal piutang usaha adalah bagian penting dari sistem akuntansi yang mencatat transaksi penjualan kredit dan pembayaran pelanggan. Piutang pada awalnya dicatat sebagai aset lancar, dan akan berkurang ketika pelanggan melunasi tagihannya.

Pemahaman yang baik tentang cara mencatat dan mengelola piutang tidak hanya membantu menjaga keakuratan laporan keuangan, tetapi juga memperkuat arus kas perusahaan.

Jika Anda ingin memastikan sistem pencatatan dan pengelolaan piutang di bisnis Anda berjalan efisien dan sesuai standar akuntansi, RDN Consulting siap membantu mulai dari penyusunan laporan keuangan, audit piutang, hingga pelatihan administrasi keuangan untuk tim Anda.